SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN BERBASIS ABM & FBM
MAKALAH
AKUNTANSI MANAJEMEN
Tentang:
SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN BERBASIS ABM & FBM
Oleh:
KELOMPOK V
ALFANDI ERLANGGA :1630402008
ANITA FITRI :1630402012
AYNUL FITRI :1630402018
ENNOVALIA :1630402031
FITRA YUNITA :1630402037
GENDI GELFANO :1630402041
Dosen Pembimbing:
Mega Rahmi SE,Sy.M.Si
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH KONSENTRASI AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis. Sehingga kami
berhasil menyelesaikan suatu makalah Akuntansi Manajemen tentang “ Sistem akuntansi manajemen berbasis ABM & FBM” yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari akan kelemahan sehingga tidak tertutup
kemungkinan terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu saran dan kritik dari
pembaca sangatlah penulis harapkan demi perbaikan kita semua.
Akhir
kata, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita.Amin.
Batusangkar, 26 Maret 2018
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
Dewasa ini revolusi teknologi telah melada segala aspek kehidupan
manusia. Dalam dunia bisnis khususnya, revolusi teknologi tersebut menyebabkan
perubahan yang luar biasa dalam persaingan,pemasaran dan pengolahan sumber daya
manusia. Akibatnya dalam dunia bisnis yang terjadi persaingan yang global dan
semakin tajam. keberhasilan suatu organisasi bisnis diera yang sarat dengan
persaingan tergantung dari kesiapan suatu perusahaan dalam menghadapi tantangan
dan ancaman yang timbul yaitu dengan mengetahui informasi manajemen perusahaan.
Perusahaan dituntut untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang
dimilikinya agar dapat memenangkan dalam persaingan global. Keunggulan daya
saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu
cara, yaitu menigkatkan kinerja manejerial.
Akuntansi dapat dipandang
sebagai suatu sistem yang mengelola masukan berupa data operasi dan data
keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan
oleh pemakai. Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang akuntansi yang
tujuan utamanya adalah menyajikan laporan-laporan sebagai salah satu satuan
usaha untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksankan proses
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian. Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen dalam membantu
organisasi yang bersangkutan melalui para manejernya, yaitu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan.Aktifitas para manajer
membutuhkan dukungan informasi.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang
dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan SAM yang
merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian,
hingga dapat diterapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung
keberhasilan sistem pengendalian manajemen. Peningkatan kinerja manejerial
diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Informasi sangat berguna bagi
perusahaan dalam kegiatan perencanaan, kontrol, dan pengambilan suatu
perusahaan akan tergantung pada faktor struktur organisasi perusahaaan.
B. TUJUAN
1. Dapat Mengetahui Jenis-jenis Sistem Akuntansi Manajemen
2. Dapat mengetahui sistem akuntansi berbasis fungsi
3. Dapat mengetahui sistem akuntansi manajemen berbasis aktifitas ABM
4. Dapat mengetahui perbedaan FBM Vs FBC dan ABM Vs ABC
BAB II
SISTEM
AKUNTANSI MANAJEMEN BERBASIS ABM & FBM
A.
Jenis-jenis Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi
manajemen adalah sistem yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya,
menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja, manajer,
dan eksekutif. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen yang bersifat
broad scope, timeliness, aggregated, dan integrated. Penggunaan informasi
sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dan organisasi untuk
mengadopsi dan mengimplementasikan rencanarencana mereka dalam merespon
lingkungan persaingan. SAM dilihat sebagai suatu sistem yang dapat memberikan
informasi benchmarking dan monitoring dari informasi internal dan historis yang
secara tradisional dihasilkan SAM. (Cicilia Cynthia Luther: 2016, p. 4)
Sistem akuntansi
manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai sistem berdasarkan fungsi
dan sistem berdasarkan aktivitas. Sistem akuntansi berdasarkan fungsi
(Functional Based Management- FBM) telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih
digunakan secara luas dalam sektor manufaktur dan jasa. Sistem akuntansi
manajemen berdasarkan aktivitas (Activity Based Management- ABM) merupakan
sistem yang lebih baru. Sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas juga
digunakan secara luaspemanfaatannya semakin tinggi, khususnya diantara
organisasi yang memiliki beragam produk dan pelanggan, produk yang lebih rumit,
siklus waktu prosuk yang lebih pendek, peningkatan persyaratan kualitas dan
tekanan persaingan yang ketat.
Contoh sistem
berdasarkan aktivitas di temukan dalam industri medis (seperti rumah sakit daan
laboratorium medis), industri keuangan(seperti saham dan bursa saham), industri
transportasi (seperti, perusahaan elektronik dan mobil).(Gorisson,
dkk, 2013: 310)
1.
Tinjauan
Biaya FBM
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya
sumber daya dibebankan pada unit-unit yang berfungsi, kemudian pada produk.
Dalam pembebanan biaya, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak
digunakan. Akan tetapi dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan
penggerak produksi (tingkat unit), pengukuran konsumsi yang sangat
berkerolerasi dengan keluaran produksi.
Jadi, produk unit atau penggerak yang
sangat berkorelasi dengan unit yang di produksi, seprti jam kerja dari tenaga
kerja langsung, material langsung, dan jam kerja mesin, adalah hanya penggerak
yang di asumsikan penting. Karena sistem FBM hanya mengguankan penggerak yang
berhubungan dengan fungsi produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan
biaya ini di anggap sebagai pembiayaan berdasarkan produksi atau fungsional (functional
based costing-FBC).
Produksi atau penggerak tingkat unit di
mana FBC sering tergantung padanya adalah bukan satu-satunya penggerak uang
menjelaskan hubungan sebab-akibat. Pengerak selain dari penggerak produksi yang
menggambarkan hubungan sebab akibat dianggap sebagai penggerak tingkat
nonunit.sebagai contoh, penggerak produksi seperti unit yang di produksi atau
jam kerja tenaga kerja langsung dapat tidak memiliki apapun hubungan dengan
biaya dari pembelian bahan mentah.
2.
Tinjauan
Biaya ABM
Dalam perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas, biaya ditelusuri hingga aktivitas, kemudian produk. Sebagaimana
perhitungan biaya berdasarkan fungsi, penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak digunakan. Namun, peranan penelusuran penggerak secara signifikan
diperluas. Pembiayaan produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksible.
Informasi biaya di buat untuk mendukung macam-macam tujuan manajerial, termasuk
tujuan pelaporan keuangan.
Definisi pembiayaan produk yang lebih
komprehensif di tekankan untuk perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan yang lebih baik, dengan kelengkapan informasi akan biaya, aktivitas,
dan penggerak, dapat bertindak sebagai sistem pengingat awal dari problem etis.
Metropolitan Life Insurance Company di cemaskan dengan mengetahui bahwa
beberapa agennya menjual polis dalam program pensiun. Praktik ini adalah
ilegal, dan hal ini membebani perusahaan lebih dari $20 juta denda belum lagi
$50 juta pengembalian dan bagi para pemegang asuransi. Data komprehensif dalam
penjualan, agen-agen individual, tipe poilis, dan pemegang polis dapat
mengingatkan Metropolitan Life pada problem potensial.
3.
Tinjauan
Operasional FBM
Penyedian informasi untuk perencanaan dan
pengendalian adalah tujuan lainnya dari akuntansi manajemen. Pendekatan
akuntansi manajemen beberapa fungsional untuk mengendalikan pembebanan biaya
untuk unit organisasional untuk pengendalian biaya yang di bebani. Kinerja
diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang di
rencanakan penekana adalah pada ukuran keuangan dengan kinerja( ukuran
nonfinansial biasanya di abaikan). Manajer di beri penghargaan berdasarkan
kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya.
Pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri
biaya individu yang bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Sistem
penghargaan digunakan untuk memotivasi individual ini untuk mengelola biaya
dengan meningkatkan efisiensi operasional unit organisasi mereka. Pendekatan
ini menganggap bahwa memaksimalkan kinerja dari organisasi keseluruhan tercapai
dengan memeksimalkan dari kinerja organisasi keseluruhan tercapai dengan
memaksimalkan kinerja subunit organisional individual.
4.
Tinjauan
Operasional ABM
Pendekatan berdasarkan fungsi adalah pada
pengelolaan biaya. Sedangkan manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada
pengelolaan aktivitas dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima pelanggan
dan laba yang diterima dengan menyediakan nilai ini.
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) adalah sistem
informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan
(input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
tertentu manajemen. Proses adalah inti dari suatu sistem akuntansi manajemen
dan dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tugas sistem
(Hansen dan Mowen, 2004).
SAM merupakan sistem informasi yang mengumpulkan data
operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna.
Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi
manajemen (Atkinson, et al., 1995). SAM merupakan suatu mekanisme pengawasan
organisasi yang dapat memudahkan pengawasan dengan cara membuat laporan dan
menciptakan tindakan-tindakan yang nyata terhadap penilaian kinerja dari setiap
komponen dalam organisasi (Chia, 1995). SAM merupakan sumber informasi utama
untuk pengambilan keputusan, peningkatan, dan pengendalian organisasi.
Pemanfaatan informasi akuntansi manajemen yang efektif dapat menciptakan nilai
yang dapat dipertimbangkan oleh organisasi saat ini dengan memberikan informasi
yang tepat waktu dan akurat tentang aktifitas yang dapat membawa keberhasilan
organisasi. Sistem akuntansi manajemen adalah sistem penghasil informasi yang digunakan
dalam mekanisme pengendalian dalam suatu organisasi.
Chenhall dan Moris (1986) menemukan bahwa terdapat
empat karakteristik informasi yang dihasilkan oleh SAM, yaitu broad scope,
timeliness, aggregated dan integrated. Tujuan umum SAM
adalah: (1) Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penghitungan harga
pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; (2) Menyediakan
informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian,
dan perbaikan berkelanjutan; (3) Menyediakan informasi untuk pengambilan
keputusan; (4) Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mengidentifikasi
suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Jadi informasi akuntansi
manajemen dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Informasi
yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi
akuntansi manajemen dan merupakan informasi yang utama yang dimiliki
perusahaan. Informasi akuntansi manajemen terutama digunakan oleh pimpinan
perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya
fungi perencanaan dan pengawasan. Menurut Macfoedz (1990) jenis-jenis informasi
akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:
(1) Akuntansi biaya
penuh (full cost accounting);
(2) Akuntansi biaya
diferensial (differentialaccounting);
(3) Akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting). (Rante, 2014)
B.
Akuntansi Manajemen Berbasis Fungsi
Tinjauan Biaya FBM dalam
sistem akuntansi biaya-biaya sumber daya biaya, digunakan penelusuran lansung
dan penggerak hanya mengguakan penggerak produksi. Jadi, Produk unit atau
penggerak berkolerasi dengan unit yang diproduksi, seperti jam tenaga kerja
lansung, material lansung dan dan kerja mesin, adalah hanya penggera yang
diasumsikan penting. Karena sistem FBM hany amenggunakan penggerak yang
menggunakan fungsi produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya
ini dianggap sebagai pembiayaan berdasar produksi dan fungsional (functional
based costing-FBC). Produksi atau penggeak tingkat unit dimana FBC sering
tergantung padanya adalah bukan satu-satunya penggerak yang menjelaskan
hubungan sebab akibat. Penggerak selain dari penggerak produksi yang
menggambarkan hubungan sebab akibat dianggap sebagai penggerak tingkat non
unit. Sebagai contoh, penggerak produksi seperti unit yang diproduksi atau
jam tenaga kerja lansung dapat tidak mamiliki apapun hubungan dengan biaya dari
pembelian bahan mentah. Dalam kenyataannya, jumlah pesanan pembelian bisa
menjadi ukuran yang tepat dari konsumsi tiap produk. Belum lagi, dalam sistem
FBC, biaya-biaya pembelian dibebankan dengan menggunakan suatu ukuran seperti
unit yang diproduksi atau jam kerja tenaga kerja lansung. Pembebanan biaya yang dibuat dalam hal ini
harus diklasifikasikan sebagai alokasi (alokasi adalah pembebanan biaya
berdasarkan rantai/hubungan yang diasumsikan atau berdasar kemudahan).
Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan
berdasar fungsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biayab-biaya produksi
untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan
eksternal. Tetapi, sistem pembiayaan berdasar produksi sering melengkapi
varian-varian yang berguna dari definisi biaya produksi tradisional. Sebagai
contoh, biaya-biaya primer dan biaya variabel manafaktur per unit dapat
dilaporkan.
Tinjauan Efisiensi Operasional FBM penyadian
informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lainnya dari
akuntansi manajemen. Pendekatan akuntansi manajemen berdasar fungsional untuk
mengendalikan pembebanan biaya untuk unit organisasional dan kemudian menuntut
tangguang jawab unit manajeman organisasional
unutuk pengendalian biaya yang dibebani.
Kienerja
diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang
direncanakan. Penekanan adalah ada ukuran keuangan pada kinerja (ukuran
nonfinansial biasanya diabaikan). Jadi pendekatan berdasar fungsi menelusuri
biaya ke individual yang bertanggung jawab pada biaya yang terlibat, sistem
penghargaan digunakan untuk memotivasi individual ini untuk mengelola biaya
dengan meningkatkan efisiensi operasional unit organisasional mereka.
Pendekatanan ini menganggap bahwa memaksimalkan kinerja dari organisasi
keseluran tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasional
individual (dinamakan sebagai pusat tanggung jawab). (Mowen, 2006)
C. SISTEM AKUNTANSI
MANAJEMEN BERBASIS AKTIVITAS ABM (Activity Based Management)
ABM adalah proses manajemen yang
digunakan menyediakan informasi oleh suatu dasar aktivitas atas dasar analisis
biaya untuk mengembangkan keuntungan organisasi, activity based management
mencangkup pembuatan keputusan sebagai berikut:
1. Modivikasi
harga, bauran pokok, dan bauran pelanggan
2. Meningkatkan
hubungan dengan pemasok dan pelanggan
3. Meningkatkan
rancangan produk dan jasa
4. Membuat
aktivitas lebih efisiensi
5. Mengurangi
kebutuhan untuk membentuk aktivitas yang tidak perlu dan tidan menciptakan
nilai pelanggan. (Ahmad, 2014)
Dalam perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas (activity basic management) biaya ditelusuri hingga aktivitas
kemudian produk sebagaimana perhitungan biaya berdasarkan fungsi, penulusuran
langsung dan penulusuran penggerak digunakan. Namun, peranan penulusuran penggerak secara signifikan diperluas dengan
mengiddedntifikasikan dan menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan
volume produk yang di produksi (penggerak berdasarkan non-unit). Jadi, pembebanan biaya berdasarkan
aktivitas manekankan pada penulusuran alokasi, bahkan bias disebut sebagai
penulusuran yang intensif.
Menurut Hansen dan mowen (1997:478)
activity based management adalah pendekatan terpadu dan menyeluruh yang membuat
perhatian manajemen berpusat pada aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai pelanggan dan laba yang diperoleh karena memberikan nilai
tersebut. Dengan penerapan activity based management selain bias digunakan
sebagai pengukur kinerja keuangan maupun non keuangan, perusahaan akan dapat
melakukan efisiensi biaya-biaya yang tetrjadi dalam operasi perusahaan dengan
cara mengeliminasikan aktivitas tidak bernilai tambah.
Dalam penerapan activity based manajemen
memusatkan pada pengendalian aktivitas yaitu analisis aktivitas yaitu aktivitas
yang bernilai tambah (value added) dan aktivitas yang tidak bernilai tambah
(non value added)
Aktivitas bernilai tambah (value added)
adalah suatu aktivitas yang berpengaruh penting bagi nilai suatu produk
dan jika aktivitas ini dihilangkan akan mengurangi nilai suatu produk.
Aktivitas tidak bernilai tambah (non value added) adalah suatu aktivitas yang
tidak menambah nilai produk dan jika aktivitas ini dikurangi atau dihilangkan
tidak akan mengurangi nilai produk pada konsumen. Aktivitas tidak bernilai
tambah tersebut akan menambah biaya yang tidak diperlukan. Aktivitas bernilai
tambah dan aktiitas tidak bernilai tambah akan memunculkan biaya-biaya.
Klasifikasi biaya yang bernilai tambah
dan tidak bernilai tambah digunakan untuk mengefisiensikan biaya.
Keunggulan lain ABM adlah kemampuannya
untuk membantu produksi secara tepat waktu. Produk dianggap mengonsumsi
aktivitas. Dalam deteksi yang dilakukan ada kemungkinan ditemukan aktivitas
yang tidak bernilai tambah. Apabila diperoleh temuan tersebut, palilng tidak
ada dua kemungkinan langkah yang diambil. Pertama, perusahaan akan mengganti
dengan akativitas yang bernilai tambah. Kedua, perusahaan akan mengeliminasi
aktivitas tersebut. Pemaparan diatas menunjukan bahwa ABM secara positif akan mendorong tercapainya
keunggulan kompetitif perusahaan.
Alokasi biaya berdasar aktivitas
berimplikasi pada pengukuran biaya produk yang akurat. Selain itu, secara
internal pemanfaatan ABM mendorong efektivitas pengendalian internal.
Penganggaran biaya produk akan lebih tepat dikarenakan perusahhaan mapu
mendeteksi adanya pemborosan sehingga penganggaran yang berlebihan (over
budged) dapat dihindari lebih dini. Kemampuam untuk menghindari pemborosan
ini mendorong perusahaan untuk
menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Gambaran awal ini menunjukan bahwa
pengendalian internal atas ABM akan semakin mendorong perusahaan lebih efisien
dalam menghasilkan dan membuat perusahaan lebih efektif dalam melaksanakan
aktivitas-aktivitas. Apabila pengendalian internal dapat dilakukan secara
benar, ABM dapat menjadi alat manajemen yang efektif untuk mencapai tujuan
perusahaan, khususnya untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut mulyadi (1998:337) tujuan
activity based manajemen adalah untuk improvement secara berlanjutan terhadap
customer value dan menghilangkan pemborosan. Activity based manajemen memiliki
banyak manfaat bagi suatu perusahaan. Manfaat utama activity based manajemen
adalah selain dapat digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan maupun non keuangan, perusahaan akan dapat melakukan
efisiensi biaya-biaya yang terjadi dalam operasi perusahaan dengan cara
mengeliminasikan aktivitas tidak bernilai tambah. Disamping itu, ABM dapat
menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian didasarkan
pada isu-isi bisnis dari luar dan tidak semata-mata berdasarkan informasi
keuangan usaha perbaikan terus menerus dengan cara penereapan system manajemen
biaya yang baru kedalam suatu organisasi tidak secara otomatis bias diterima
oleh organsasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya cendrung
untuk menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan dapat merupakan ancaman
untuk berbagai alasan.
1. Change
process
Perubahan bias terjadi apabila diterapkannya suatu
proses yang sudah dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan
dari proses yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya.
Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan
tujuan dan tindakan lanjutan.
2. Continuing
education
Memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengikuti
pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang
cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program menajemen biaya
yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu
organisasi. Pengukuran kinerja merupakan
penilaian seberapa baik aktivitas dan proses dilakukan, yang akan menjadi dasar
bagi pihak manajemen dalam meningkatkan profitabilitas
Penerapan teori activity based manajemen diarahkan
untuk megendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi didalam perusahaan melalui
analisis aktivitas, sehingga dapat diidentifikasi mana yang merupakan aktivitas
yang bernilai tambah dan mana yang merupakan aktivitas yang tidak bernilai
tambah. Karena maningkatnya persaingan, banyak perusahaan berusaha menghapus
aktivitas-aktivitas yang tidak manmbah nilai karena mereka manambah biaya yang
tidak perlu. (ratnawati, 2016)
3. Tahap-tahap
pelaksanaan aktivitas
Menurut
Atkinson yang dikutip dalam sitorus mengungkapkan (2014:1003) secara spesifik
analisis aktivitas dapat dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu sebagai berikut:
a. Identifikasi
tujuan proses
Tujuan dari prose ini
diketahui dari keinginan atau harapan konsumen dari proses tersebut.
b. Pencatatan
aktivitas
Mencatat sluruh
aktivitas yag digunakan untuk produk atau jasa dari awal sampai akhir.
c. Klasifikasi
Mengklasifikasikan
seluruh aktivitas sebagai value added maupun non value added.
d. Meningkatkan
efisiensi seluruh aktivitas dan merencaknakan aktivitas yang tak bernilai
tambah secara berkesinambungan. (kalonio, 2017)
Keunggulan dan Manfaat Activity-Based
Management (ABM)
Blocher et al (2011:132) menjelaskan 2
keunggulan ABM yaitu, (1) Activity-Based Management mengukur efektivitas
proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan
aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan
nilai bagi pelanggan. (2) Activity-Based Management memperbaiki fokus
manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas
kunci, pelanggan, dan metode untuk mempertahankan keunggulan bersaing
perusahaan.
Supriyono
(2008:343) menjelaskan ABM dapat menyediakan alat bagi manajemen untuk
meningkatkan profitabilitas dan kinerja pada berbagai level organisasi. Tunggal
(2010:73), menjelaskan beberapa manfaat dari Activity-Based Management adalah:
(1) Menyediakan suatu cara untuk proses berkesinambungan. (2) Memfokuskan pada
biaya-biaya penting. (3) Menciptakan suatu hubungan antara biaya-biaya
bisnis dan menciptakan nilai. (4) Menyediakan ukuran-ukuran non keuangan. (5)
Menyertakan semua fungsi bisnis dalam suatu organisasi. (6) Mengakui peran
perubahan perilaku dalam sistem pelaporan.
(Parengkuan, 2013)
D. Perbedaan Antara ABM Vs
ABC dan FBM Vs FBC
1.
ABM
Vs ABC
Konsep-konsep
dasar Activity Basic Costing adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus
pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk dan jasa. Activity
Basic Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas
adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (Cost
Driver) yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya
dalam sebuah organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik penghimpunan
biaya, dalam sistem ABC biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke
produk.Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber
daya dan bukannya produk. (Marismiati. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi.Vol.1
no.1.Januari 2011).
Dalam perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas (Activity based costing - ABC), biaya
ditelusuri hingga aktivitas, kemudian produk. Sebagaimana perhitungan biaya
berdasarkan fungsi, penulusuran langsung dan penulusuran penggerak digunakan.
Namun, peranan penelusuran penggerak secara signifikan diperluas dengan
mengidentifikasikan dan menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan
volume produk yang diproduksi (penggerak beradasarkan non-unit). Jadi,
pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan pada penelusuran alokasi;
bahkan, bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.( Hansen M, 2009)
Activity Basic Managemen
|
Activity
Basic Costing
|
|
Tujuan
|
Memperbaiki
nilai yang diterima oleh pelanggandan Memperbaiki laba dengan memberikan
nilai pelanggan .
|
Untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara
penelusuran biaya ke objek biaya.
|
Lingkup
|
Tahap
perbaikan perusahaan dari ABC.
|
Tahap desain,
produksi, pengembangan.
|
Fokus
|
Biaya-biaya
penting
|
Biaya
Overhead
|
2.
FBM
Vs FBC
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya
dibebankan pada unit-unit yang berfungsi, kemudian pada produk. Dalam
pembebanan biaya, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan.
Namun, penelusuruan penggerak dalam sisem FBM hanya menggunakan penggerak
produksi (tingkat unit) yang merupakan pengukuran konsumsi yang sangat
berkolerasi dengan keluaran produksi. Jadi, unit-unit produk atau penggerak
yang sangat berkolerasi dengan unit-unit yang diproduksi, seperti jam kerja
dari tenaga kerja langsung, bahan langsung, dan jam kerja mesin adalah hanya
penggerak yang diasumsikan penting. Karena sistem FBM hanya menggunakan
penggerak yang berhubungan dengan fungsi produksi untuk membebani biaya,
pendeketan pembebanan biaya ini dianggap sebagaiperhitungan biaya berdasarkan
produksi atau fungsi (functional based costing –FBC). Produksi atau
penggerak tingkat unit dimana FBC sering bergantung padanya adalah bukan
satu-satunya penggerak yang menjelaskan hubungan sebab-akibat. Selain penggerak
produksi, penggerak yang mendeskripsikan hubungan sebab-akibat dianggap sebagai
penggerak tingkat nonunit.
Funcional-Based
Costing (FBC) adalah suatu teknik perhitungan harga pokok produksi (HPP) yang
dalam penelusuran biaya overheadnya hanya menggunakan pemicu aktivitas berbasis
unit atau volume keluaran yang diproduksi (unit-based activity driver) dalam
perhitungan harga pokoknya.
Tujuan
perhitungan harga pokok produk dari perhitungan biaya berdasarkan fungsi dapat
dipenuhi dengan pembebanan biaya-biaya produksi ke persediaan dan harga pokok
penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. Definisi harga pokok
produk yang lebih komperhensif seperti definisi rentai nilai dan biaya
operasional tidak tersedia untuk digunakan oleh manajemen. Akan tetapi, sistem
perhitungan biaya berdasarkan produksi sering melengkapi varian-varian yang
berguna dari definisi harga pokok produk tradisional.(Parengkuan,2013.Jurnal EMBA.Vol 1.No.3)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
jenis-jenis
informasi akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:
(1) Akuntansi
biaya penuh (full cost accounting);
(2) Akuntansi biaya
diferensial (differentialaccounting);
(3) Akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting).
Tinjauan Biaya
FBM dalam
sistem akuntansi biaya-biaya sumber daya biaya, digunakan penelusuran lansung
dan penggerak hanya mengguakan penggerak produksi.
activity based
management adalah pendekatan terpadu dan menyeluruh yang membuat perhatian
manajemen berpusat pada aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai pelanggan dan laba yang diperoleh karena memberikan nilai
tersebut.
B.
SARAN
Dalam pembuatan makalah mengenai Sistem Akuntansi Manajemen berbasis ABM
& FBM ini pemakalah sudah sedikit
memahami mengenai apa itu ABM & FBM. Serta berbagai hal yang berkaitan
dengan materi tersebut. Pemakalah berharap apa yang pemakalah tulis ini dapat
menjadi sumber penambahan ilmu bagi pembaca dan pemakalah juga tidak memungkiri
ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu saran dan
kritikan yang membangun sangat pemakalah butuhkan agar makalah yang akan di
tulis selanjutnya bisa lebih baik lagi hendak nya
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, K. (2014). akuntansi manajemen. jakarta:
PT RAJA GRAFINDO PERSADA.
Mowen,
H. (2006). Management Accounting. Jakarta: Salemba Empat.
Rante,
A. (2014). Sistem Akuntansi Manajemen sebagai Pemediasi Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Aplikasi
Manajemen (JAM) , Vol 12 No 3.
Parengkuan,
M. (2013). Identivikasi Non Value Added Activity Melalui Activity Based
Management Untuk Meningkatkan Efisiensi Hotel Sedona Manado. Jurnal Emba,
111.
kalonio,
e. R. (2017). penerapan manajemen berbasis aktivitas untuk meningkatkan
efisiensi biaya pada whiz prime hotel megamas mass manado. jurnal riset
akuntansi going concern 12(2),2017 , 567.
ratnawati, a. k. (2016). internal audit activity
based management untuk menilai efisiensi dan efektivitas pada dapertement
produksi CV.herba bagoes malang kota. jurnal ekonomi akuntansi volume 1.
nomor 1. april 2016 , 3-8.
Hansen
Maryanne dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.
Marismiati.(2011).
Jurnal Ekonomi dan Informasi
Akuntansi (Jenius).Vol.1 no.1.s
Parengkuan,M.(2013).IDENTIFIKASI
NON VALUE ADDED ACTIVITY MELALUI
ACTIVITY-BASED MANAGEMEN. Jurnal EMBA Vol 1 No 3.
Komentar
Posting Komentar